Analisis Dampak-Dampak Pengembangan
Pariwisata
Di Daya Tarik Wisata Taman Prasejara Leang-Leang
Di Daya Tarik Wisata Taman Prasejara Leang-Leang
Kab. Maros, Sulawesi Selatan, Indonesia
1.
Pendahuluan
Pada
umumnya, pariwisata bertujuan untuk memperkenalkan, mendayagunakan,
melestarikan serta meningkatkan mutu suatu daya tarik wisata, dalam pembangunan
suatu destinasi atau daya tarik wisata dapat dilakukan dengan memperhatikan kelestarian
budaya dan mutu lingkungan hidup serta kelangsungan usaha pariwisata itu
sendiri. Memahami apa yang dilakukan orang saat ini dan apa yang mereka
harapkan dari sebuah wisata, maka tidak berlebihan kiranya bila dikatakan bahwa
wisata telah menjadi salah satu tumpuan harapan manusia modern untuk memenuhi
salah satu kebutuhannya.
Pariwisata
mengupas suatu perjalanan sebagai fenomena yang terkait isu global saat ini.
Bagaimana pariwisata kemudian berdampak pada aktivitas ekonomi, dan lingkuungan
disekitar. Melihat pariwisata sebagi tambang emas yang mensejahterakan atau
justru mengeksploitasi (Nurdiyansah, 2014). Indonesia merupakan salah satu
negara yang mempunyai keanekaragaman hayati yang sangat tinggi yaitu berupa
sumber daya alam yang berlimpah, baik dari segi perairan maupun daratan,
Sehingga indonesia mampu menjadi suatu destiinasi yang dapat menarik minat
kunjungan wisatawan sebanyak-banyaknya baik dalam negeri maupun luar Negeri.
Pariwisata
adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang
diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lainnya, dengan maksud bukan untuk
mencari nafkah pada tempat yang dikunjungi, melainkan untuk memenuhi kepuasan
hasratnya dalam bertamasya dan menghilangkan kepenatan. Dalam pengertiannya,
pariwisata memiliki tiga unsur yaitu manusia sebagai pelaku kegiatan
pariwisata, tempat sebagai unsur fisik yang sebenarnya tercakup dalam kegiatan
itu sendiri dan waktu sebagai unsur tempo yang dihabiskan dalam perjalanan itu
sendiri.
Seperti
halnya dengan kegiatan kepariwisataan lainnya, ada banyak hal yang perlu
menjadi perhatian dalam pengembangan ataupun pembangunan suatu daerah atau
wilayah dalam memberikan pengamanan agar tidak terjadi ketimpaan terhadap
masyarakat setempat yang terlibat didalamnya. Sehingga dapat mewujudnya adanya
keserasian dan keseimbangan. Undang-undang kepariwisataan yang bersifat
nasional dan menyeluruh juga sangat berpengaruh dalam hal ini memberikan
pedoman kepada berbagai pihak yang terkait dalam kegiatan kepariwisataan.untuk
penyelenggaraan kepariwisataan yang bersifat pokok dan sebagai dasar hukum yang
wajib dipatuhi.
Pariwisata
sebagai suatu kegiatan yang menyentuh dan melibatkan masyarakat secara
langsung. Sehingga membawa dampak terhadap masyarakat setempat. Dampak
pariwisata terhadap masyarakat dan daerah tujuan wisata mencakup, dampak
terhadap sosial ekonomi, dampak terhadap sosial budaya, dan dampak terhadap
lingkungan (Pitana dan Gayatri, 2005).
Sulawesi
Selatan dengan potensi alam maupun budaya yang sangat kaya dan beragam merupakan
salah satu faktor penarik para wisatawan, dengan daya dukung faktor-faktor
tersebut maka tentunya daerah ini sangat berpeluang untuk dikembangkan terutama
dibidang pariwisata. Pengembangan pariwisata memiliki nilai yang sangat
strategi karena mendayagunakan sumber dan potensi kepariwisataan yang ada
menjadi kegiatan ekonomi dan budaya akselerasi dan ganda dalam menciptakan lapangan kerja dan kemudian
berimbas pada kesejahteraan masyarakat.
Daya
tarik wisata leang-leang merupakan salah satu peninggalan sejarah dan warisan
budaya yang berada di kabupaten maros, sulawesi selatan, indonesia. Daya tarik
wisata ini mampu mendatangkan wisatawan serta melibatkan masyarakat setempat
dan pemerintah dalam pengelolaannya. Karena hal itu, daya tarik wisata leang-leang
dapat memberikan dampak yang positif dan negatif bagi sosial budaya, tingkat
ekonomi, dan lingkungan yang ada.
2.
Kajian
Pustaka
2.1
Pengertian Dampak Pariwisata
Dampak
secara sederhana bisa diartikan sebagai pengaruh atau akibat. Dalam setiap
keputusan yang diambil oleh seorang atasan biasanya mempunyai dampak
tersendiri, baik itu dampak positif maupun dampak negatif. Dampak juga bisa
merupakan proses lanjutan dari sebuah pelaksanaan pengawasan internal. Seorang
pemimpin yang handal sudah selayaknya bisa memprediksi jenis dampak yang akan
terjadi atas se buah keputusan yang akan diambil.
(http;//jurnal-sdm.blogspot.co.id)
Menurut
Gee (1989) dalambukunya yang berjudul “The Travels Industry” bahwaas tourism grows and travelers
increases, so does the potential for both positive and negative impacts yang berarti bahwa semakin mening
katnya pertumbuhan pariwisata dan wisatawan akan menimbulkan dampak positif dan
negatiif.
Menurut
Mathieson dan Wall, (1982) mengatakan bahwa dimensi pariwisata di seluruh dunia
memiliki pengaruh secara ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan pada daya tarik
wisata dan pengaruhnya bisa positif ataupun negative
2.2
Jenis-Jenis Dampak Pengembangan
Pariwisata
2.2.1
Dampak Pariwisata Terhadap Sosial Budaya
Cohen (1984) mengelompokkan dampak sosial budaya pariwisata
kedalam sepuluh kelompok besar, yaitu:
1)
Dampak
terhadap keterkaitan dan keterlibatan antara masyarakat setempat dengan
masyarakat yang lebih luas, termasuk tingkat otonomi atau ketergantungannya;
2)
Dampak
terhadap hubungan interpersonal antara anggota masyarakat;
3)
Dampak
terhadap dasar-dasar organisasi/kelembagaan sosial;
4)
Dampak
terhadap migrasi dari dan kedaerah pariwisata;
5)
Dampak
terhadap ritme kehidupan sosial masyarakat;
6)
Dampak
terhadap pola pembagian kerja;
7)
Dampak
terhadap stratifikasi dan mobilitas sosial;
8)
Dampak
terhadap distribusi pengaruh dan kekuasaan;
9)
Dampak
terhadap meningkatnya penyimpangan-penyimpangan sosial;
10)
Dampak
terhadap bidang kesenian dan adat istiadat.
2.2.2
Dampak Pariwisata Terhadap Lingkungan
Lingkungan
adalah semua benda dan kondisi termasuk manusia dan kegiatan mereka (Darsono,
1995). Dan semua benda dan kondisi termasuk didalamnya manusia dan
aktifitasnya, yang terdapat dalam ruuang dimana manusia berada dan mempengaruhi
kelangsungan hidup serta kesejahteraan hidup dan jasad renik lainnya (Siti
Munajat, 1995).
Dalam
pariwisata lingkungan yaitu segala sesuatu yang dapat mempengaruhi perubahan
dari suatu bentuk fisik alam, budaya, maupun sosial yang telah terjadi dan yang
akan terjadi baik dampak positif maupun negatif disuatu wilayah akibat adanya
pembangunan atau aktivitas pariwisata (Darsono, 1995).
2.2.3
Dampak Pariwisata Terhadap Ekonomi
Lingkungan
adalah semua benda dan kondisi termasuk manusia dan kegiatan mereka (Darsono,
1995). Dan semua benda dan kondisi termasuk didalamnya manusia dan
aktifitasnya, yang terdapat dalam ruuang dimana manusia berada dan mempengaruhi
kelangsungan hidup serta kesejahteraan hidup dan jasad renik lainnya (Siti
Munajat, 1995).
Dalam
pariwisata lingkungan yaitu segala sesuatu yang dapat mempengaruhi perubahan
dari suatu bentuk fisik alam, budaya, maupun sosial yang telah terjadi dan yang
akan terjadi baik dampak positif maupun negatif disuatu wilayah akibat adanya
pembangunan atau aktivitas pariwisata (Darsono, 1995).
3
Pembahasan
3.1
Analisis dampak pengembangan sosial
budaya pada Taman Prasejarah Leang-Leang.
Taman
Prasejarah Leang – Leang menjadi salah satu cagar budaya Sulawasi selatan yang
dikelola oleh PT. Pelestarian cagar budaya dan berada di bawah garis komando
Kementrian Pendidikan dan Budaya Indonesia. Dikelolanya situs peninggalan zaman
dahulu ini sebagai Daya Tarik Wisata cultural
and heritage, maka secara alamiah akan ada perubahan – perubahan yang harus
dihadapi oleh pengelola. Perubahan – perubahan tersebut dapat dilihat dari
banyak perspektif, segi, atau aspek diantaranya adalah dampak pengembangannya.
Secara
garis koordinasi juga, Taman Prasejarah Leang – Leang menjadi tanggung jawab
lembaga yang mengedepankan kata
“kebudayaan” yaitu Kementrian Pendidikan dan Budaya. Seyogyanya, lembaga berbadan hukum tersebut
mengelola situs peninggalan sejarah dan warisan budaya ini tidak hanya sekedar
menjaga namun perlu mengintegrasi substansi – substansinya. Dampak sosial budaya yang disebabkan oleh pengembangan Taman Prasejarah – Leang dapat
dibagi menjadi dampak posistif dan dampak negatif.
Berbagai
dampak posotif nya dapat dilihat dari segi terlestarinya peninggalan sejarah
dan warisan budaya tersebut seperti masih sangat terawatnya bekas telapak
tangan yang ada di gua serta gambar hewan yang menceritrakan secara maknawi
pola hidup manusia masa lampau, sehingga manusia abad dua puluh satu dapat
banyak belajar tentang kondisi eksisiting pada zaman dahulu. Selain
terlestarinya peninggalan sejarah dan warisan
budaya Leang–Leang tersebut.
Dampak
positif dari pengembangannya juga adalah terpenuhinya kubutuhan wisatawan akan
wisata yang lebih mengedukatif. Tersedianya penginterpretasi yang mencakup
informasi mengenai Taman Prasejarah Wisata Leang–Leang membuat wisatawan
merasakan sentuhan dari pengelola yang lebih dari sekedar menjaga tempat
tersebut. Aksesibilitas juga menjadi bentuk kebudayaan karena merupakan hasil
dari kelakuan manusia atau lebih tepatnnya jiwa manusia itu sendrii. Sama halnya
dengan aksesibilitas yang dibuat oleh pemerintah daerah Kab. Maros menuju ke
Taman Prasejarah Leang–Leang menjadi manifestasi akan buah pemikiran manusia yang dapat mempermudah
intersaksi sosial masyarakat
Terlepas
dari semua dampak positif akan terlestarinya peninggalan sejarah, warisan
budaya dan segala bentuk usaha pemenuhan kebutuhan wistawawan, ada beberapa hal
yang menjadi dampak negatif dari pengembangan Taman Prasejarah Wisata Leang – Leang.
Seperti
yang telah tertuang di paragraf terdahulu, bahwa idealnya pengembangan Daya
Tarik Wisata harus mengintegrasikan kebutuhan–kebutuhan masyarakat karena
kebudayaan bersumber dari kelakuan dan hasil kelakuan manusia dalam masyarakat.
Bentuk integrasi tersebut tidak selamanya memiliki bentuk fisik, namun bisa
juga dalam bentuk lain misalnya kebutuhan masyarakat betukar fikiran dengan
para pelancong, wisatawan baik dalam negri maupun dari luar negri. Kebutuhan
masyarakat itu sama sekali belum terpenuhi karena masyarakat terbatas akan
kesempatan atau ruang untuk berinteraksi dengan wisaatawan, hal inilah yang
menjadi dampak negatif sejalan dengan berkembangnya Daya Tarik Wisata Leang –
Leang. Dampak tersebut kemungkinan akan menimbulkan kesenjangan sosial antara
pengelola, masayarakat dan wisatawan jika tidak diberikan solusi kongkrit.
Dampak
negatif dari pengembangan Taman Prasejarah Leang – Leang juga terlihat pada
aspek kesejahteraan masyarakat sekitar Daya Tarik Wisata tersebut. Kebanyakan
dari mereka masih mengandalkan sektor pertanian untuk memenuhi kebutuhan
sandang, pangan, papan mereka, sementara kendaraan wisatawan hilir mudik menuju
dan pulang dari Daya Tarik Wisata Leang – Leang dan tidak terlihat sama sekali
interaksi antara masyarakat dan wisatawan dalam hal jual –beli baik itu jasa
ataupun barang. Pada prinsipnya, pariwisata yang sifatnya multiplier effect harus mensejahterakan masyarakat terutama
masyarakat sekitar Daya Tarik Wisata dengan cara memberdayakan mereka.
Pemberdayaan
masyarakat lokal diyakini mampuh menjadi
solusi pemobilisasian dalam hal mata pencaharian, kesjahteraan, pendidikan
formal atau non- formal dan pada hal – hal lain yang menguntungkan masyarakat
lokal tanpa menimbulkan kesenjangan sosial interaksi antara pihak manapun
sehingga mereka dalam hal ini masyarakat mampu memberi kontribusi pada
pengembangan Taman Prasejarah Leang – Leang itu sendiri. Manifestasi dari
pemberdayaan masayarakat lokal dapat berbentuk kerjasama antara pihak pengelola
dengan masayarakat setempat dalam banyak hal seperti peningkatan kualitas
sumber daya manusia melalui program – program unit kegiatan masyarakat yang
dihubungkan dengan pemenuhan kebutuhan wisatawan di Taman Prasejarah Leang –
Leang. Proses pemberdayaan masyarakat lokal akan lebih efektif jika pihak –
pihak terkait sadar akan ruang gerak masing – masing tanpa mengurangi usaha
dalam pemenuhan kebutuhan wisatawan yang dapat menimbulkan ketidak- serasian.
Berdasarkan
hasil pemikiran para penulis, dampak posistif terhadap sosial budaya yang
diakibatkan oleh pengembangan Daya Tarik
Wisata Taman Prasejarah Leang – Leang sangat mungkin dioptimalkan dengan cara
pengintegrasian semua substansi – substansi terkhusus masyarakat sekitar atau
masyarakat lokal, dan adapuan juga dampak negatif sangat mungkin untuk
diminimalisir melalui pemberdayaan masayarakat untuk memenuhi dampak positif
itu sendiri.
3.2
Analisis dampak pengembangan pada
lingkungan Taman Prasejarah Leang-Leang
industri
pariwisata memiliki hubungan erat dan kuat dengan lingkungan fisik yang biasa
disebut sebagai suatu daya tarik wisata. Lingkungan fisik adalah daya tarik
utama kegiatan wisata. Lingkungan fisik meliputi lingkungan alam (flora dan
fauna, bentangan alam, dan gejala alam) dan lingkungan buatan (situs
kebudayaan, wilayah perkotaan wilayah pedesaan, dan peninggalan sejarah).
Dalam
teorinya, hubungan lingkungan alam dengan pariwisata harus terjadi secara
mutual dan memiliki manfaat dalam keindahan alam yang dinikmati oleh wisatawan
dan yang dihasilkan wisatawan sebagai suatu pendapatan dalam bentuk
perekonomian, sehingga pendapatan tersebut dapat dikelola agar keberlangsungan
suatu kegiatan pariwisata dapat berkelanjutan.
Pada
kenyataannya, apa yang menjadi teori dalam hubungan pariwisata dengan lingkungan
tidak selamanya dapat berlangsung sesuai dengan harapan, ada beberapa faktor
yang menjadi penyebab terhambatnya upaya konservasi, apresiasi dan pendidikan
atau edukasi yang seharusnya terjadi, khususnya pada suatu daya tarik wisata
yang berbasis peninggalan sejarah atau warisan budaya.
Saat
ini, kata “lingkungan” sering muncul sebagai salah satu kunci sukses
penyelenggara wisata. Dalam pandangan yang terbatas, terminologi lingkungan
banyak mengacu kepada hal-hal fisik alamiah. Misalnya, bentang alam dan
komponen fisik buatan manusia, seperti pos-pos pengamatan, kolam renang buatan,
atau bangunan-bangunan penunjang aktifitas wisata lainnya. Dalam skala yang
lebih luas, faktor sosial dan budaya juga dipertimbangkan sebagai lingkungan
integral industri wisata. Kualitas lingkungan meliputi kualitan bentang atau
pemandangan alamiah itu sendri, yang kualitasnya dapat menurun karena aktifitas
manusia.
Idealnya,
keindahan dan kenyamanan daerah tujuan wisata, seperti keindahan pemandangan
alam, sturuktur hidrologi almiah seperti air terjun dan sungai, air bersih,
udara segar, dan keanekaragaman spesies, kuailitasnya bisa memburuk karena
aktifitas manusia, tidak terkecuali aktifitas wisata itu sendiri. Menurut hukum
permintaan wisata, kualitas lingkungan merupakan bagian integral dari
suguhan-suguhan alamiah. Dengan demikian, pemeliharaan terhadap kualitas
lingkungan menjadi syarat mutlak bagi daya tahan terhadap kompetisi pemilihan
tujuan wisata oleh wisatawan. Jika kualitas suatu daerah tujuan wisata menurun,
maka tempat tersebut cenderung diabaikan dan dampak wisata lainnya terhadap
lingkungan yang dapat diamati dan dirakasan yakni masalah limbah. Limbah yang
dihasilkan pengunjung menjadi masalah lingkungan yang dapat mempengaruhi
kualitas daerah tujuan wisata. Hal itu mudah terjadi, dimana ukuran daerah
tujuan wisata mempunyai ukuran yang kecil, limbah cair biasanya datang dari
hotel, wisma dan restaurant yang tersebar pada destinasi wisata. Tidak dapat
dihindari bahwa tempat-tempat tersebut merupakn bagian dari akomodasi
ekotorisme. Namun, perhatian dan penanganan limbah cair yang dihasilkan
seringkali sangat kurang. Untuk mengatasi populasi air yang terjadi, dua
strategi yang umumnya ditempuh yaitu mereduksi sumber-sumber pencemar dan
melakukan perlakuan terhadap limbah cair agar tidak dapat memhahayakan
lingkungan (Hakim, tahun: 1195). Pencemaran udara karena kesalahan
penyelenggaraan wisata seringkali mengancam kesehatah manusia. Pencemaran udara
sebagai dampak pengembangan industri pariwisata antara lain bersumber dari
pembakaran gas dan terlepasnya bahan-bahan beracun diudara.
Ada banyak bukti
konsumsi sumber daya alam menjadi meningkat dan berlebih. Kebutuhan terserbut
sering dipenuhi dengan eksploitasi bahan alam dari kawasan lindung, bambu,
kayu-kayu bahan ukir, biji-bijian berkulit keras, tulang binatang, cangkang
hewan-hewan laut, dan terumbu karang yang seharusnya dilindungi
Dalam
penulisan ini akan dibahas lebih terkhusus pada suatu dampak yang terjadi atau
yang dihasilkan dari daya tarik wisata Leang-Leang. Sesuai dengan pembahasan
sebelumnya bahwa lingkungan dan pariwisata adalah hubungan yang tidak bisa
dipisahkan dalam kaitannya yang akan menghasilkan suatu dampak pada lingkungan
tersebut.
Dampak
positif pada lingkungan Taman Prasejarah Leang-Leang saat ini yakni adanya
pembangunan sarana dan prasarana yang diciptakan oleh pengelola dalam bentuk
partisipasi pemerintah terhadap pengembangan Taman Prasejarah Leang-Leang yang
akan menunjang kepuasan dalam memenuhi kebutuhan setiap pengunjung. Contohnya
yakni adanya pembangunan infrastruktur seperti jalan setapak yang dapat di nikmati
pengunjung untuk mengakses wilayah atau kawasan Taman Prasejarah leang-Leang
Adanya
fasilitas pembangunann tangga yang dapat memudahkan pengunjung dalam mengakses
gua bagian atas. Kapasitas tangga ini dapat dipakai oleh pengunjung sebanyak kurang
lebih 25 (Dua Puluh Lima) orang dalam waktu bersamaan. Seperti gambar berikut;
1.1 Foto Tangga sebagai akses menuju gua
penyediaan
area peristirahatan seperti adanya MCK , baruga, dan rumah adat.
Dibalik
dampak positifnya, ada juga dampak negatif yang ditimbulkan terhadap lingkungan
Taman Prasejarah Leang-Leang yaitu tercemarnya lingkungan melalui udara dengan
timbulnya kebisingan yang dihasilkan dari arus air terjun yang ada. Timbulnya
bau kurang sedap yang dihasilkan dari beberapa tumpukan sampah yang telah
ditinggalkan pengunjung.
Selain
itu pembangun infrastruktur juga menjadi salah satu dampak negatif karena ada
beberapa pembangunan yang akhirnya mengubah bentuk asli kawasan Taman
Prasejarah Leang-Leang.
rusaknya
beberapa bagian batu kars yang di sebabkan oleh ulah pengunjung yang tidak
bertanggung jawab dengan melakukan vandalisme
atau meninggalkan coretan pada dinding gua.
Membuang
sampah sembarangan dan penggunaan bahan pembangunan seperti tangga besi yang
telah berkarat juga mampu mencemari lingkungan Taman Prasejarah Leang-Leang, baik
terhadap tumbuhan maupun manusia yang ada, dan hingga saat ini pihak pengelola
belum memberikan perbaikan terhadap hal tersebut. Seopeti pada gambar berikut:
1.2 Foto tempat sampah yang tersedia
1.3 Foto sampah yang berserakan
1.2 Foto tempat sampah
3.3
Analisis Dampak Ekonomi
Dampak
yang di timbulkan karena adanya daya Tarik Wisata Taman Prasejarah Leang-Leang,
yang cukup dikenal di mata wisatawan nasional maupun internasional ini adalah
asset yang cukup besar bagi stakeholder yang ada di Kabupaten Maros, yang
dimana taman prasejarah ini merupakan salah satu bukti sejarah pradaban manusia
di masa lampau yang mendiami kawasan tersebut.
Di
Taman Prasejarah Leang-Leang ini memiliki banyak dampak, yang salah satunya
yaitu dampak peningkatan perekonomian dimasa sekarang dan dimasa yang akan
datang. berbicara mengeai dampak, kita tidak bisa lepas dari yang namanya
dampak positif dan dampak negatif.
Adapun
dampak positif yang ditimbulka karena
adanya Taman Prasejarah Leang-Leang ini berupa
perbaikan insfrastruktur jalan yang cukup memadai, serta adanya beberapa
kios yang didirikan oleh beberapa masyarakat disekitar kawasan Taman Prasejarah
Leang-Leang sendiri, yang fungsinya untuk memenuhi kebutuhan wisatawan yang
datang berkunjung. dengan, adanya perbaikan jalan yang cukup memadai ini
sangatlah berpengaruh besar terhadap peningkatan perekonomian masyarakat
sekitar kawasan, karena dengan adanya akses jalan yang baik otomatis akan
mempegaruhi peningkatan perekonomian di semua elemen masyarakat yang bermukim
di tempat tersebut, mulai dari segi pertanian, pedagang dan lainya, sebab adanya
akses yang cukup memadai tersebut sangatlah memudahkan segala aktivitas yang
dilakukan di kawasan Taman Prasejarah Leang-Leang.
Adapun
dampak negatif yang kemungkinan akan terjadi dimasyarakat maupun Daya Tarik
Wisata Taman Prasejarah Leang-Leang yaitu salah satunya seperti adanya
kecemburuan sosial antar masyarakat, ketergantungan masyarakat dengan adanya
pariwisata sehingga tidak menimbulkan usaha untuk mencari pekerjaan yang tetap atau
mengembangkan taraf hidup dalam bidang lainnya.
Taman
Prasejarah Leang-Leang sendiri memiliki potensi yang sangat besar untuk
peningkatan perekonomian kepada seluruh elemen masyarakat sekitar kawasan serta
adanya peningkatan pendapatan asli daerah (PAD), apabila potensi ini dikelolah
dengan maksimal serta adanya konsisten yang loyal oleh semua pelaku yang
terlibat di sektor pariwisata tersebut maka kedepannya akan sangat berdampak
positif terhadap kelangsungan Daya Tarik Wisata itu sendiri maupun peningkatan
perekonomian yang belih besar lagi.
Ketika
suatu konsep pengembangan yang memiliki
ciri khas tersendiri dikelola dengan baik, otomatis akan berdampak
padaperekonomian yang baik pula, daya tarik wisata taman prasejarah leang-leang
sebagai salah satu peninggalan prasejarah, seharusnya dapat di kelola serta
dikembangkan denga baik berdasarkan dari
fisik suatu kawasan itu sendiri. Contohnya seperti dinding-dinding batuan kars
yang memenuhi kawasan tersebut, batuan kars ini sangatlah berpotensi besar
sebagai penambahah aktifitas wisatawan seperti rock claimbing dan juga bisa dijadikan sebagai tempat
peristirahatan dan bersantai bagi wisatawan yang datang berkunjung di
leang-leang sendiri, konsep yang paling menarik yang bisa direalisasikan di
batuan kars itu sendiri seperti adanya pembuatan tempat makan,menikmati
secangkir kopi atau sejenisnya, serta akomodasi yang bergelantungan di
setiap dinding-dinding batuan kars yang
ada di kawasan tersebut.
Ketika
konsep-konsep ini di realisasikan dan dikelola dengan semaksimal mungkin oleh
pengelola Daya Tarik Wisata Taman Prasejarah Leang-Leang, otomatis akan
berdampak besar pada peningkatan perekonomian masyarakat di masa yang akan
datang,karena ketika konsep ini direalisasikan dikemudian hari,pastinya akan
membuka lapangan kerja yang cukup besar di bidang jasa serta membutuhkan banyak
tenaga-tenaga kerja lokal atau masyarakat sekitar kawasan.bukan hanya lapangan
pekerjaan di dalam daya tarik wisata akan tetapi diluar kawasanpun masyarakat
bisa merasakan dampak dari adanya pengembangan pariwisata dan juga merasakan
dampak dari peningkatan perekonomian mereka sendiri,karena masyarakat bisa
mendirikan kios-kios, pembuatan souvenir
atau cenderamata sebagai ciri khas Leang-leang dan lainnya.
Kesimpulan
Taman Prasejarah Leang-Leang ini adalah
salah satu Daya Tarik Wisata yang telah memberikan pengaruh yang tinggi
terhadap pengembangan pariwisata di Sulawesi Selatan. Dibalik pengembangan
tersebut tidak terlepas dari adanya dampak positif dan negatif yang
ditimbulkannya. Dalam penulisan ini, peneliti berfokus pada dampak sosal budaya
dan dampak lingkungan Taman Prasejarah Leang-Leang.
Adapun dampak positif pada sosial budaya
yang ada yakni terlestarinya peninggalan-peninggalan prasejarah yang berupa
jejak tangan dan beberapa gambar yang ada pada gua sehingga dapat menggambarkan
kehidupan masyarakat setempat pada zaman dahulu yang mampu memberikan nilai
edukasi terhadap pengunjung. Terlepas dari semua dampak positif akan
terlestarinya peninggalan sejarah, warisan budaya dan segala bentuk usaha
pemenuhan kebutuhan wistawawan, ada beberapa hal yang menjadi dampak negatif
dari pengembangan Taman Prasejarah
Wisata Leang-Leang yakni belum terpenuhinya kebutuhan masyarakat dalam
melakukan interaksi dengan berbagai pengunjung, baik dalam Negeri maupun Luar
Negeri. Hal tersebut kemungkinan akan menimbulkan kesenjangan sosial antara
pengelola, masayarakat dan wisatawan jika tidak diberikan solusi kongkrit.
Mengenai Dampak positif pada lingkungan
Taman Prasejarah Leang-Leang yaitu berkembangnya pembangunan infrastruktur serta
beberapa bangunan-bangunan lainnya yang bertujuan untuk memberikan kenyamanan
bagi setiap pengunjung dalam segi fasilitas. Akan tetapi dibalik hal tersebut
juga memberikan dampak yang negatif karena dilihat dari segi pembangunannya,
ada beberapa bangunan yang sedikit merusak keaslian dari kawasan tersebut. Sama
halnya dengan pembangunan tangga besi yang digunakan sebagai akses menuju gua
bagian atas juga menimbulkan dampak negatif yang dapat merusak keindahan
pengembangan kawasan tersebut, adapun dampak negatif pada lingkungan lainnya
yakni adanya kebisingan yang dihasilkan oleh arus air dari sungai yang dapat
terjadi pada waktu tertentu, serta bau tidak sedap yang timbul dari adanya
beberapa tumpukan sampah yang ditinggalkan oleh pengunjung, dan bersarakannya
sampah-sampah tersebut sangat merusak keindahan kawasan Prasejarah Leang-Leang.
Dari dampak pengembangan di Taman
Prasejarah Leang-Leang ini memiliki banyak dampak, yang salah satunya yaitu
dampak peningkatan perekonomian dimasa sekarang dan dimasa yang akan datang.
Adapun dampak positif yang ditimbulka
karena adanya Taman Prasejarah Leang-Leang ini berupa perbaikan insfrastruktur jalan yang cukup
memadai, serta adanya beberapa kios yang didirikan oleh beberapa masyarakat
disekitar kawasan Taman Prasejarah Leang-Leang sendiri, yang fungsinya untuk
memenuhi kebutuhan wisatawan yang datang berkunjung. Adapun dampak negatif yang
kemungkinan akan terjadi dimasyarakat maupun Daya Tarik Wisata Taman Prasejarah
Leang-Leang yaitu salah satunya seperti adanya kecemburuan sosial antar
masyarakat, ketergantungan masyarakat dengan adanya pariwisata sehingga tidak
menimbulkan usaha untuk mencari pekerjaan yang tetap atau mengembangkan taraf
hidup dalam bidang lainnya.
Saran
Taman Prasejarah
Leang – Leang menjadi tanggung jawab lembaga yang mengedepankan kata “kebudayaan” yaitu Kementrian Pendidikan dan
Budaya. Seyogyanya, lembaga berbadan hukum tersebut mengelola situs peninggalan
sejarah dan warisan budaya ini tidak hanya sekedar menjaga namun perlu mengintegrasi
substansi–substansinya. Taman Prasejarah Leang-Leang seharusnya lebih
mengoptimalkan hubungan atau koordinasi antar pihak-pihak yang terkait
didalamnya dalam meminimalisirkan setiap dampak negatif dan memaksimalkan
dampak positif yang ada.
Berfokus pada
idealnya suatu kawasan kebudayaan atau peninggalan warisan budaya, sebaiknya
pihak pengelolaan kawasan melakukan review,
controling atau pengecekan secara rutin terhadap kawasan, sehingga kawasan
Prasejarah Leang-Leang tidak terkesan terabaikan, khususnya dari segi aktifitas
atau interaksi langsung dari masyarakat lokal dengan setiap pengunjung sebagai
suatu budaya masyarakat lokal yang dapat dirasakan oleh setiap pengunjung
secara langsung.
Sama halnya
dengan sosal budaya, lingkungan juga menjadi hal yang sangat penting untuk
diperhatikan dalam pengembangan dan pengelolaan Taman Prasejarah Leang-Leang,
mengingat bahwa kawasan ini adalah kawasan taman prasejarah maka sebaiknya
pengelola meningkatkan sumber Daya Manusia yang akan berperan untuk membantu
menjaga setiap peninggalan-peninggalan yang ada, sehingga para pengunjung tidak
memiliki peluang untuk merusak ataupun berniat untuk melakukan perusakan. Dari
pembahasan sebelumnya bahwa pengelola sebaiknaya melakukan kontrol terhadap
beberapa hal, seperti pada fasilitas atau sarana dan prasarana yang telah di
berikan. Jadi, pengelola tidak hanya menciptakan suatu fasilitas atau melakukan
pembangunan infrastruktur, tetapi juga melakukan konservasi didalamnya, agar
pengunjung tetap merasa nyaman dan memberikan persepsi baik terhadap
pengunjung.
Dari segi
pengembangan ekonomi pada Taman Prasejarah Leang-Leang sebaiknya perlu adanya
kegiatan penyuluhan kepada masyarakaat lokal dan stakeholders terhadap
bagaimana cara pengelolaan yang baik dan tidak memberikan dampak negatif
terhadap masyarakat itu sendiri seperti ketergantungan harapan hidup terhadap
adanya pariwisata yang mengakibatkan masyarakat menjadi tidak memiliki
pendapatan ekonomi dari segi lainnya.
Dilihat dari
segi potensi yang dimiliki Taman Prasejarah Leang-Leang, sangat perlu adanya
perhatian dari pihak-pihak terkait untuk kembali melirik keadaan yang ada pada
saat ini, peneliti berharap dengan adanya tulisan ini, bahwa pihak-pihak yang
terkait tersebut yang dalam hal ini berperan sebagai pengelola pengembangan,
dapat meningkatkan koordinasi antar sesama, guna membentuk suatu kerjasama yang
baik untuk perkembangan Taman Wisata Prasejarah Leang-leang kedepannya.
Daftar Pustaka
Books.google.co.in.
books about tourism html id. Diakses pada tanggal 10 mei 2016 melalui
https;//books.google.co.in/books/about/tourism.html?id=3_FOAAAAMAAJ
Cooper.
Fletcher, dkk. 1999. Kepariwisataan. Jakarta. Bagian Proyek Penerjemahan dan
Penerbitan buku-Buku Pariwisata
Jurnal-sdm.blogspot.co.id.
Dampak pengembangan onyek wisata. Diakses pada tanggal 10 mei 2016 melalui
http;//jurnal-sdm.blogspot.coid/2009/08/dampak-pengembangan-onyek-wisata-dampak.html
Maros.go.id.
geografi. Diakses pada tanggal 10 mei 2016 melalui http://maroskab.go.id/geografi
Nurdiyansyah.
2014. Peluang dan Tantangan Pariwisata Indonesia. Bandung. Alfabeta Bandung
Pitana & Gayatri. 2005.
Sosiologi Pariwisata. Indonesia. Andi
Prasetyo, Tri Joko. 2004. Ilmu
Budaya Dasar. Jakarta. PT.Rineka Cipta
Travel kompas. 2014. Wisata
Prasejarah di leang-leang maros. Diakses pada tangal 10 mei 2016 melalui http
Tidak ada komentar:
Posting Komentar