Kamis, 02 Juni 2016

Analisis Dampak-Dampak Pengembangan Pariwisata Di Daya Tarik Wisata Taman Prasejara Leang-Leang



1.             Pendahuluan
Pada umumnya, pariwisata bertujuan untuk memperkenalkan, mendayagunakan, melestarikan serta meningkatkan mutu suatu daya tarik wisata, dalam pembangunan suatu destinasi atau daya tarik wisata dapat dilakukan dengan memperhatikan kelestarian budaya dan mutu lingkungan hidup serta kelangsungan usaha pariwisata itu sendiri. Memahami apa yang dilakukan orang saat ini dan apa yang mereka harapkan dari sebuah wisata, maka tidak berlebihan kiranya bila dikatakan bahwa wisata telah menjadi salah satu tumpuan harapan manusia modern untuk memenuhi salah satu kebutuhannya.
Pariwisata mengupas suatu perjalanan sebagai fenomena yang terkait isu global saat ini. Bagaimana pariwisata kemudian berdampak pada aktivitas ekonomi, dan lingkuungan disekitar. Melihat pariwisata sebagi tambang emas yang mensejahterakan atau justru mengeksploitasi (Nurdiyansah, 2014). Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai keanekaragaman hayati yang sangat tinggi yaitu berupa sumber daya alam yang berlimpah, baik dari segi perairan maupun daratan, Sehingga indonesia mampu menjadi suatu destiinasi yang dapat menarik minat kunjungan wisatawan sebanyak-banyaknya baik dalam negeri maupun luar Negeri.
Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lainnya, dengan maksud bukan untuk mencari nafkah pada tempat yang dikunjungi, melainkan untuk memenuhi kepuasan hasratnya dalam bertamasya dan menghilangkan kepenatan. Dalam pengertiannya, pariwisata memiliki tiga unsur yaitu manusia sebagai pelaku kegiatan pariwisata, tempat sebagai unsur fisik yang sebenarnya tercakup dalam kegiatan itu sendiri dan waktu sebagai unsur tempo yang dihabiskan dalam perjalanan itu sendiri.
Seperti halnya dengan kegiatan kepariwisataan lainnya, ada banyak hal yang perlu menjadi perhatian dalam pengembangan ataupun pembangunan suatu daerah atau wilayah dalam memberikan pengamanan agar tidak terjadi ketimpaan terhadap masyarakat setempat yang terlibat didalamnya. Sehingga dapat mewujudnya adanya keserasian dan keseimbangan. Undang-undang kepariwisataan yang bersifat nasional dan menyeluruh juga sangat berpengaruh dalam hal ini memberikan pedoman kepada berbagai pihak yang terkait dalam kegiatan kepariwisataan.untuk penyelenggaraan kepariwisataan yang bersifat pokok dan sebagai dasar hukum yang wajib dipatuhi.
Pariwisata sebagai suatu kegiatan yang menyentuh dan melibatkan masyarakat secara langsung. Sehingga membawa dampak terhadap masyarakat setempat. Dampak pariwisata terhadap masyarakat dan daerah tujuan wisata mencakup, dampak terhadap sosial ekonomi, dampak terhadap sosial budaya, dan dampak terhadap lingkungan (Pitana dan Gayatri, 2005).
Sulawesi Selatan dengan potensi alam maupun budaya yang sangat kaya dan beragam merupakan salah satu faktor penarik para wisatawan, dengan daya dukung faktor-faktor tersebut maka tentunya daerah ini sangat berpeluang untuk dikembangkan terutama dibidang pariwisata. Pengembangan pariwisata memiliki nilai yang sangat strategi karena mendayagunakan sumber dan potensi kepariwisataan yang ada menjadi kegiatan ekonomi dan budaya akselerasi dan ganda  dalam menciptakan lapangan kerja dan kemudian berimbas pada kesejahteraan masyarakat.
Daya tarik wisata leang-leang merupakan salah satu peninggalan sejarah dan warisan budaya yang berada di kabupaten maros, sulawesi selatan, indonesia. Daya tarik wisata ini mampu mendatangkan wisatawan serta melibatkan masyarakat setempat dan pemerintah dalam pengelolaannya. Karena hal itu, daya tarik wisata leang-leang dapat memberikan dampak yang positif dan negatif bagi sosial budaya, tingkat ekonomi, dan lingkungan yang ada.

2.             Kajian Pustaka
2.1         Pengertian Dampak Pariwisata
Dampak secara sederhana bisa diartikan sebagai pengaruh atau akibat. Dalam setiap keputusan yang diambil oleh seorang atasan biasanya mempunyai dampak tersendiri, baik itu dampak positif maupun dampak negatif. Dampak juga bisa merupakan proses lanjutan dari sebuah pelaksanaan pengawasan internal. Seorang pemimpin yang handal sudah selayaknya bisa memprediksi jenis dampak yang akan terjadi atas se buah keputusan yang akan diambil. (http;//jurnal-sdm.blogspot.co.id)
Menurut  Gee (1989) dalambukunya yang berjudul “The Travels Industry” bahwaas tourism grows and travelers increases, so does the potential for both positive and negative impacts yang berarti bahwa semakin mening katnya pertumbuhan pariwisata dan wisatawan akan menimbulkan dampak positif dan negatiif.
Menurut Mathieson dan Wall, (1982) mengatakan bahwa dimensi pariwisata di seluruh dunia memiliki pengaruh secara ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan pada daya tarik wisata dan pengaruhnya bisa positif ataupun negative

2.2         Jenis-Jenis Dampak Pengembangan Pariwisata
2.2.1            Dampak Pariwisata Terhadap Sosial Budaya
Cohen (1984) mengelompokkan dampak sosial budaya pariwisata kedalam sepuluh kelompok besar, yaitu:
1)             Dampak terhadap keterkaitan dan keterlibatan antara masyarakat setempat dengan masyarakat yang lebih luas, termasuk tingkat otonomi atau ketergantungannya;
2)             Dampak terhadap hubungan interpersonal antara anggota masyarakat;
3)             Dampak terhadap dasar-dasar organisasi/kelembagaan sosial;
4)             Dampak terhadap migrasi dari dan kedaerah pariwisata;
5)             Dampak terhadap ritme kehidupan sosial masyarakat;
6)             Dampak terhadap pola pembagian kerja;
7)             Dampak terhadap stratifikasi dan mobilitas sosial;
8)             Dampak terhadap distribusi pengaruh dan kekuasaan;
9)             Dampak terhadap meningkatnya penyimpangan-penyimpangan sosial;
10)         Dampak terhadap bidang kesenian dan adat istiadat.

2.2.2            Dampak Pariwisata Terhadap Lingkungan
Lingkungan adalah semua benda dan kondisi termasuk manusia dan kegiatan mereka (Darsono, 1995). Dan semua benda dan kondisi termasuk didalamnya manusia dan aktifitasnya, yang terdapat dalam ruuang dimana manusia berada dan mempengaruhi kelangsungan hidup serta kesejahteraan hidup dan jasad renik lainnya (Siti Munajat, 1995).
Dalam pariwisata lingkungan yaitu segala sesuatu yang dapat mempengaruhi perubahan dari suatu bentuk fisik alam, budaya, maupun sosial yang telah terjadi dan yang akan terjadi baik dampak positif maupun negatif disuatu wilayah akibat adanya pembangunan atau aktivitas pariwisata (Darsono, 1995).

2.2.3            Dampak Pariwisata Terhadap Ekonomi
Lingkungan adalah semua benda dan kondisi termasuk manusia dan kegiatan mereka (Darsono, 1995). Dan semua benda dan kondisi termasuk didalamnya manusia dan aktifitasnya, yang terdapat dalam ruuang dimana manusia berada dan mempengaruhi kelangsungan hidup serta kesejahteraan hidup dan jasad renik lainnya (Siti Munajat, 1995).
Dalam pariwisata lingkungan yaitu segala sesuatu yang dapat mempengaruhi perubahan dari suatu bentuk fisik alam, budaya, maupun sosial yang telah terjadi dan yang akan terjadi baik dampak positif maupun negatif disuatu wilayah akibat adanya pembangunan atau aktivitas pariwisata (Darsono, 1995).


3               Pembahasan
3.1         Analisis dampak pengembangan sosial budaya pada Taman Prasejarah Leang-Leang.
Taman Prasejarah Leang – Leang menjadi salah satu cagar budaya Sulawasi selatan yang dikelola oleh PT. Pelestarian cagar budaya dan berada di bawah garis komando Kementrian Pendidikan dan Budaya Indonesia. Dikelolanya situs peninggalan zaman dahulu ini sebagai Daya Tarik Wisata cultural and heritage, maka secara alamiah akan ada perubahan – perubahan yang harus dihadapi oleh pengelola. Perubahan – perubahan tersebut dapat dilihat dari banyak perspektif, segi, atau aspek diantaranya adalah dampak pengembangannya.
Secara garis koordinasi juga, Taman Prasejarah Leang – Leang menjadi tanggung jawab lembaga yang mengedepankan kata  “kebudayaan” yaitu Kementrian Pendidikan dan Budaya.  Seyogyanya, lembaga berbadan hukum tersebut mengelola situs peninggalan sejarah dan warisan budaya ini tidak hanya sekedar menjaga namun perlu mengintegrasi substansi – substansinya. Dampak sosial  budaya yang disebabkan oleh  pengembangan Taman Prasejarah – Leang dapat dibagi menjadi dampak posistif dan dampak negatif.
Berbagai dampak posotif nya dapat dilihat dari segi terlestarinya peninggalan sejarah dan warisan budaya tersebut seperti masih sangat terawatnya bekas telapak tangan yang ada di gua serta gambar hewan yang menceritrakan secara maknawi pola hidup manusia masa lampau, sehingga manusia abad dua puluh satu dapat banyak belajar tentang kondisi eksisiting pada zaman dahulu. Selain terlestarinya peninggalan sejarah dan warisan  budaya Leang–Leang tersebut.
Dampak positif dari pengembangannya juga adalah terpenuhinya kubutuhan wisatawan akan wisata yang lebih mengedukatif. Tersedianya penginterpretasi yang mencakup informasi mengenai Taman Prasejarah Wisata Leang–Leang membuat wisatawan merasakan sentuhan dari pengelola yang lebih dari sekedar menjaga tempat tersebut. Aksesibilitas juga menjadi bentuk kebudayaan karena merupakan hasil dari kelakuan manusia atau lebih tepatnnya jiwa manusia itu sendrii. Sama halnya dengan aksesibilitas yang dibuat oleh pemerintah daerah Kab. Maros menuju ke Taman Prasejarah Leang–Leang menjadi manifestasi akan buah  pemikiran manusia yang dapat mempermudah intersaksi sosial masyarakat
Terlepas dari semua dampak positif akan terlestarinya peninggalan sejarah, warisan budaya dan segala bentuk usaha pemenuhan kebutuhan wistawawan, ada beberapa hal yang menjadi dampak negatif dari pengembangan Taman  Prasejarah Wisata Leang – Leang.
Seperti yang telah tertuang di paragraf terdahulu, bahwa idealnya pengembangan Daya Tarik Wisata harus mengintegrasikan kebutuhan–kebutuhan masyarakat karena kebudayaan bersumber dari kelakuan dan hasil kelakuan manusia dalam masyarakat. Bentuk integrasi tersebut tidak selamanya memiliki bentuk fisik, namun bisa juga dalam bentuk lain misalnya kebutuhan masyarakat betukar fikiran dengan para pelancong, wisatawan baik dalam negri maupun dari luar negri. Kebutuhan masyarakat itu sama sekali belum terpenuhi karena masyarakat terbatas akan kesempatan atau ruang untuk berinteraksi dengan wisaatawan, hal inilah yang menjadi dampak negatif sejalan dengan berkembangnya Daya Tarik Wisata Leang – Leang. Dampak tersebut kemungkinan akan menimbulkan kesenjangan sosial antara pengelola, masayarakat dan wisatawan jika tidak diberikan solusi kongkrit.
Dampak negatif dari pengembangan Taman Prasejarah Leang – Leang juga terlihat pada aspek kesejahteraan masyarakat sekitar Daya Tarik Wisata tersebut. Kebanyakan dari mereka masih mengandalkan sektor pertanian untuk memenuhi kebutuhan sandang, pangan, papan mereka, sementara kendaraan wisatawan hilir mudik menuju dan pulang dari Daya Tarik Wisata Leang – Leang dan tidak terlihat sama sekali interaksi antara masyarakat dan wisatawan dalam hal jual –beli baik itu jasa ataupun barang. Pada prinsipnya, pariwisata yang sifatnya multiplier effect harus mensejahterakan masyarakat terutama masyarakat sekitar Daya Tarik Wisata dengan cara memberdayakan mereka.
Pemberdayaan masyarakat  lokal diyakini mampuh menjadi solusi pemobilisasian dalam hal mata pencaharian, kesjahteraan, pendidikan formal atau non- formal dan pada hal – hal lain yang menguntungkan masyarakat lokal tanpa menimbulkan kesenjangan sosial interaksi antara pihak manapun sehingga mereka dalam hal ini masyarakat mampu memberi kontribusi pada pengembangan Taman Prasejarah Leang – Leang itu sendiri. Manifestasi dari pemberdayaan masayarakat lokal dapat berbentuk kerjasama antara pihak pengelola dengan masayarakat setempat dalam banyak hal seperti peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui program – program unit kegiatan masyarakat yang dihubungkan dengan pemenuhan kebutuhan wisatawan di Taman Prasejarah Leang – Leang. Proses pemberdayaan masyarakat lokal akan lebih efektif jika pihak – pihak terkait sadar akan ruang gerak masing – masing tanpa mengurangi usaha dalam pemenuhan kebutuhan wisatawan yang dapat menimbulkan ketidak- serasian.
Berdasarkan hasil pemikiran para penulis, dampak posistif terhadap sosial budaya yang diakibatkan oleh  pengembangan Daya Tarik Wisata Taman Prasejarah Leang – Leang sangat mungkin dioptimalkan dengan cara pengintegrasian semua substansi – substansi terkhusus masyarakat sekitar atau masyarakat lokal, dan adapuan juga dampak negatif sangat mungkin untuk diminimalisir melalui pemberdayaan masayarakat untuk memenuhi dampak positif itu sendiri.

3.2         Analisis dampak pengembangan pada lingkungan Taman Prasejarah Leang-Leang
industri pariwisata memiliki hubungan erat dan kuat dengan lingkungan fisik yang biasa disebut sebagai suatu daya tarik wisata. Lingkungan fisik adalah daya tarik utama kegiatan wisata. Lingkungan fisik meliputi lingkungan alam (flora dan fauna, bentangan alam, dan gejala alam) dan lingkungan buatan (situs kebudayaan, wilayah perkotaan wilayah pedesaan, dan peninggalan sejarah).
Dalam teorinya, hubungan lingkungan alam dengan pariwisata harus terjadi secara mutual dan memiliki manfaat dalam keindahan alam yang dinikmati oleh wisatawan dan yang dihasilkan wisatawan sebagai suatu pendapatan dalam bentuk perekonomian, sehingga pendapatan tersebut dapat dikelola agar keberlangsungan suatu kegiatan pariwisata dapat berkelanjutan.
Pada kenyataannya, apa yang menjadi teori dalam hubungan pariwisata dengan lingkungan tidak selamanya dapat berlangsung sesuai dengan harapan, ada beberapa faktor yang menjadi penyebab terhambatnya upaya konservasi, apresiasi dan pendidikan atau edukasi yang seharusnya terjadi, khususnya pada suatu daya tarik wisata yang berbasis peninggalan sejarah atau warisan budaya.
Saat ini, kata “lingkungan” sering muncul sebagai salah satu kunci sukses penyelenggara wisata. Dalam pandangan yang terbatas, terminologi lingkungan banyak mengacu kepada hal-hal fisik alamiah. Misalnya, bentang alam dan komponen fisik buatan manusia, seperti pos-pos pengamatan, kolam renang buatan, atau bangunan-bangunan penunjang aktifitas wisata lainnya. Dalam skala yang lebih luas, faktor sosial dan budaya juga dipertimbangkan sebagai lingkungan integral industri wisata. Kualitas lingkungan meliputi kualitan bentang atau pemandangan alamiah itu sendri, yang kualitasnya dapat menurun karena aktifitas manusia.
Idealnya, keindahan dan kenyamanan daerah tujuan wisata, seperti keindahan pemandangan alam, sturuktur hidrologi almiah seperti air terjun dan sungai, air bersih, udara segar, dan keanekaragaman spesies, kuailitasnya bisa memburuk karena aktifitas manusia, tidak terkecuali aktifitas wisata itu sendiri. Menurut hukum permintaan wisata, kualitas lingkungan merupakan bagian integral dari suguhan-suguhan alamiah. Dengan demikian, pemeliharaan terhadap kualitas lingkungan menjadi syarat mutlak bagi daya tahan terhadap kompetisi pemilihan tujuan wisata oleh wisatawan. Jika kualitas suatu daerah tujuan wisata menurun, maka tempat tersebut cenderung diabaikan dan dampak wisata lainnya terhadap lingkungan yang dapat diamati dan dirakasan yakni masalah limbah. Limbah yang dihasilkan pengunjung menjadi masalah lingkungan yang dapat mempengaruhi kualitas daerah tujuan wisata. Hal itu mudah terjadi, dimana ukuran daerah tujuan wisata mempunyai ukuran yang kecil, limbah cair biasanya datang dari hotel, wisma dan restaurant yang tersebar pada destinasi wisata. Tidak dapat dihindari bahwa tempat-tempat tersebut merupakn bagian dari akomodasi ekotorisme. Namun, perhatian dan penanganan limbah cair yang dihasilkan seringkali sangat kurang. Untuk mengatasi populasi air yang terjadi, dua strategi yang umumnya ditempuh yaitu mereduksi sumber-sumber pencemar dan melakukan perlakuan terhadap limbah cair agar tidak dapat memhahayakan lingkungan (Hakim, tahun: 1195). Pencemaran udara karena kesalahan penyelenggaraan wisata seringkali mengancam kesehatah manusia. Pencemaran udara sebagai dampak pengembangan industri pariwisata antara lain bersumber dari pembakaran gas dan terlepasnya bahan-bahan beracun diudara.
Ada banyak bukti konsumsi sumber daya alam menjadi meningkat dan berlebih. Kebutuhan terserbut sering dipenuhi dengan eksploitasi bahan alam dari kawasan lindung, bambu, kayu-kayu bahan ukir, biji-bijian berkulit keras, tulang binatang, cangkang hewan-hewan laut, dan terumbu karang yang seharusnya dilindungi
Dalam penulisan ini akan dibahas lebih terkhusus pada suatu dampak yang terjadi atau yang dihasilkan dari daya tarik wisata Leang-Leang. Sesuai dengan pembahasan sebelumnya bahwa lingkungan dan pariwisata adalah hubungan yang tidak bisa dipisahkan dalam kaitannya yang akan menghasilkan suatu dampak pada lingkungan tersebut.
Dampak positif pada lingkungan Taman Prasejarah Leang-Leang saat ini yakni adanya pembangunan sarana dan prasarana yang diciptakan oleh pengelola dalam bentuk partisipasi pemerintah terhadap pengembangan Taman Prasejarah Leang-Leang yang akan menunjang kepuasan dalam memenuhi kebutuhan setiap pengunjung. Contohnya yakni adanya pembangunan infrastruktur seperti jalan setapak yang dapat di nikmati pengunjung untuk mengakses wilayah atau kawasan Taman Prasejarah leang-Leang

Adanya fasilitas pembangunann tangga yang dapat memudahkan pengunjung dalam mengakses gua bagian atas. Kapasitas tangga ini dapat dipakai oleh pengunjung sebanyak kurang lebih 25 (Dua Puluh Lima) orang dalam waktu bersamaan. Seperti gambar berikut;

1.1 Foto Tangga sebagai akses menuju gua

penyediaan area peristirahatan seperti adanya MCK , baruga, dan rumah adat.
Dibalik dampak positifnya, ada juga dampak negatif yang ditimbulkan terhadap lingkungan Taman Prasejarah Leang-Leang yaitu tercemarnya lingkungan melalui udara dengan timbulnya kebisingan yang dihasilkan dari arus air terjun yang ada. Timbulnya bau kurang sedap yang dihasilkan dari beberapa tumpukan sampah yang telah ditinggalkan pengunjung.
Selain itu pembangun infrastruktur juga menjadi salah satu dampak negatif karena ada beberapa pembangunan yang akhirnya mengubah bentuk asli kawasan Taman Prasejarah Leang-Leang.
rusaknya beberapa bagian batu kars yang di sebabkan oleh ulah pengunjung yang tidak bertanggung jawab dengan melakukan vandalisme atau meninggalkan coretan pada dinding gua.
Membuang sampah sembarangan dan penggunaan bahan pembangunan seperti tangga besi yang telah berkarat juga mampu mencemari lingkungan Taman Prasejarah Leang-Leang, baik terhadap tumbuhan maupun manusia yang ada, dan hingga saat ini pihak pengelola belum memberikan perbaikan terhadap hal tersebut. Seopeti pada gambar berikut:
  
1.2 Foto tempat sampah yang tersedia
 
1.3 Foto sampah yang berserakan
1.2 Foto tempat sampah

3.3         Analisis Dampak Ekonomi
Dampak yang di timbulkan karena adanya daya Tarik Wisata Taman Prasejarah Leang-Leang, yang cukup dikenal di mata wisatawan nasional maupun internasional ini adalah asset yang cukup besar bagi stakeholder yang ada di Kabupaten Maros, yang dimana taman prasejarah ini merupakan salah satu bukti sejarah pradaban manusia di masa lampau yang mendiami kawasan tersebut.
Di Taman Prasejarah Leang-Leang ini memiliki banyak dampak, yang salah satunya yaitu dampak peningkatan perekonomian dimasa sekarang dan dimasa yang akan datang. berbicara mengeai dampak, kita tidak bisa lepas dari yang namanya dampak positif dan dampak negatif.
Adapun dampak positif  yang ditimbulka karena adanya Taman Prasejarah Leang-Leang ini berupa  perbaikan insfrastruktur jalan yang cukup memadai, serta adanya beberapa kios yang didirikan oleh beberapa masyarakat disekitar kawasan Taman Prasejarah Leang-Leang sendiri, yang fungsinya untuk memenuhi kebutuhan wisatawan yang datang berkunjung. dengan, adanya perbaikan jalan yang cukup memadai ini sangatlah berpengaruh besar terhadap peningkatan perekonomian masyarakat sekitar kawasan, karena dengan adanya akses jalan yang baik otomatis akan mempegaruhi peningkatan perekonomian di semua elemen masyarakat yang bermukim di tempat tersebut, mulai dari segi pertanian, pedagang dan lainya, sebab adanya akses yang cukup memadai tersebut sangatlah memudahkan segala aktivitas yang dilakukan di kawasan Taman Prasejarah Leang-Leang.
Adapun dampak negatif yang kemungkinan akan terjadi dimasyarakat maupun Daya Tarik Wisata Taman Prasejarah Leang-Leang yaitu salah satunya seperti adanya kecemburuan sosial antar masyarakat, ketergantungan masyarakat dengan adanya pariwisata sehingga tidak menimbulkan usaha untuk mencari pekerjaan yang tetap atau mengembangkan taraf hidup dalam bidang lainnya.
Taman Prasejarah Leang-Leang sendiri memiliki potensi yang sangat besar untuk peningkatan perekonomian kepada seluruh elemen masyarakat sekitar kawasan serta adanya peningkatan pendapatan asli daerah (PAD), apabila potensi ini dikelolah dengan maksimal serta adanya konsisten yang loyal oleh semua pelaku yang terlibat di sektor pariwisata tersebut maka kedepannya akan sangat berdampak positif terhadap kelangsungan Daya Tarik Wisata itu sendiri maupun peningkatan perekonomian yang belih besar lagi.
Ketika suatu konsep pengembangan yang memiliki  ciri khas tersendiri dikelola dengan baik, otomatis akan berdampak padaperekonomian yang baik pula, daya tarik wisata taman prasejarah leang-leang sebagai salah satu peninggalan prasejarah, seharusnya dapat di kelola serta dikembangkan denga baik  berdasarkan dari fisik suatu kawasan itu sendiri. Contohnya seperti dinding-dinding batuan kars yang memenuhi kawasan tersebut, batuan kars ini sangatlah berpotensi besar sebagai penambahah aktifitas wisatawan seperti rock claimbing dan juga bisa dijadikan sebagai tempat peristirahatan dan bersantai bagi wisatawan yang datang berkunjung di leang-leang sendiri, konsep yang paling menarik yang bisa direalisasikan di batuan kars itu sendiri seperti adanya pembuatan tempat makan,menikmati secangkir kopi atau sejenisnya, serta akomodasi yang bergelantungan di setiap  dinding-dinding batuan kars yang ada di kawasan tersebut.
Ketika konsep-konsep ini di realisasikan dan dikelola dengan semaksimal mungkin oleh pengelola Daya Tarik Wisata Taman Prasejarah Leang-Leang, otomatis akan berdampak besar pada peningkatan perekonomian masyarakat di masa yang akan datang,karena ketika konsep ini direalisasikan dikemudian hari,pastinya akan membuka lapangan kerja yang cukup besar di bidang jasa serta membutuhkan banyak tenaga-tenaga kerja lokal atau masyarakat sekitar kawasan.bukan hanya lapangan pekerjaan di dalam daya tarik wisata akan tetapi diluar kawasanpun masyarakat bisa merasakan dampak dari adanya pengembangan pariwisata dan juga merasakan dampak dari peningkatan perekonomian mereka sendiri,karena masyarakat bisa mendirikan kios-kios, pembuatan souvenir atau cenderamata sebagai ciri khas Leang-leang dan lainnya.
           

Kesimpulan
Taman Prasejarah Leang-Leang ini adalah salah satu Daya Tarik Wisata yang telah memberikan pengaruh yang tinggi terhadap pengembangan pariwisata di Sulawesi Selatan. Dibalik pengembangan tersebut tidak terlepas dari adanya dampak positif dan negatif yang ditimbulkannya. Dalam penulisan ini, peneliti berfokus pada dampak sosal budaya dan dampak lingkungan Taman Prasejarah Leang-Leang.
Adapun dampak positif pada sosial budaya yang ada yakni terlestarinya peninggalan-peninggalan prasejarah yang berupa jejak tangan dan beberapa gambar yang ada pada gua sehingga dapat menggambarkan kehidupan masyarakat setempat pada zaman dahulu yang mampu memberikan nilai edukasi terhadap pengunjung. Terlepas dari semua dampak positif akan terlestarinya peninggalan sejarah, warisan budaya dan segala bentuk usaha pemenuhan kebutuhan wistawawan, ada beberapa hal yang menjadi dampak negatif dari pengembangan Taman  Prasejarah Wisata Leang-Leang yakni belum terpenuhinya kebutuhan masyarakat dalam melakukan interaksi dengan berbagai pengunjung, baik dalam Negeri maupun Luar Negeri. Hal tersebut kemungkinan akan menimbulkan kesenjangan sosial antara pengelola, masayarakat dan wisatawan jika tidak diberikan solusi kongkrit.
Mengenai Dampak positif pada lingkungan Taman Prasejarah Leang-Leang yaitu berkembangnya pembangunan infrastruktur serta beberapa bangunan-bangunan lainnya yang bertujuan untuk memberikan kenyamanan bagi setiap pengunjung dalam segi fasilitas. Akan tetapi dibalik hal tersebut juga memberikan dampak yang negatif karena dilihat dari segi pembangunannya, ada beberapa bangunan yang sedikit merusak keaslian dari kawasan tersebut. Sama halnya dengan pembangunan tangga besi yang digunakan sebagai akses menuju gua bagian atas juga menimbulkan dampak negatif yang dapat merusak keindahan pengembangan kawasan tersebut, adapun dampak negatif pada lingkungan lainnya yakni adanya kebisingan yang dihasilkan oleh arus air dari sungai yang dapat terjadi pada waktu tertentu, serta bau tidak sedap yang timbul dari adanya beberapa tumpukan sampah yang ditinggalkan oleh pengunjung, dan bersarakannya sampah-sampah tersebut sangat merusak keindahan kawasan Prasejarah Leang-Leang.
Dari dampak pengembangan di Taman Prasejarah Leang-Leang ini memiliki banyak dampak, yang salah satunya yaitu dampak peningkatan perekonomian dimasa sekarang dan dimasa yang akan datang. Adapun dampak positif  yang ditimbulka karena adanya Taman Prasejarah Leang-Leang ini berupa  perbaikan insfrastruktur jalan yang cukup memadai, serta adanya beberapa kios yang didirikan oleh beberapa masyarakat disekitar kawasan Taman Prasejarah Leang-Leang sendiri, yang fungsinya untuk memenuhi kebutuhan wisatawan yang datang berkunjung. Adapun dampak negatif yang kemungkinan akan terjadi dimasyarakat maupun Daya Tarik Wisata Taman Prasejarah Leang-Leang yaitu salah satunya seperti adanya kecemburuan sosial antar masyarakat, ketergantungan masyarakat dengan adanya pariwisata sehingga tidak menimbulkan usaha untuk mencari pekerjaan yang tetap atau mengembangkan taraf hidup dalam bidang lainnya.

Saran

Taman Prasejarah Leang – Leang menjadi tanggung jawab lembaga yang mengedepankan kata  “kebudayaan” yaitu Kementrian Pendidikan dan Budaya. Seyogyanya, lembaga berbadan hukum tersebut mengelola situs peninggalan sejarah dan warisan budaya ini tidak hanya sekedar menjaga namun perlu mengintegrasi substansi–substansinya. Taman Prasejarah Leang-Leang seharusnya lebih mengoptimalkan hubungan atau koordinasi antar pihak-pihak yang terkait didalamnya dalam meminimalisirkan setiap dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif yang ada.
Berfokus pada idealnya suatu kawasan kebudayaan atau peninggalan warisan budaya, sebaiknya pihak pengelolaan kawasan melakukan review, controling atau pengecekan secara rutin terhadap kawasan, sehingga kawasan Prasejarah Leang-Leang tidak terkesan terabaikan, khususnya dari segi aktifitas atau interaksi langsung dari masyarakat lokal dengan setiap pengunjung sebagai suatu budaya masyarakat lokal yang dapat dirasakan oleh setiap pengunjung secara langsung.
Sama halnya dengan sosal budaya, lingkungan juga menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan dalam pengembangan dan pengelolaan Taman Prasejarah Leang-Leang, mengingat bahwa kawasan ini adalah kawasan taman prasejarah maka sebaiknya pengelola meningkatkan sumber Daya Manusia yang akan berperan untuk membantu menjaga setiap peninggalan-peninggalan yang ada, sehingga para pengunjung tidak memiliki peluang untuk merusak ataupun berniat untuk melakukan perusakan. Dari pembahasan sebelumnya bahwa pengelola sebaiknaya melakukan kontrol terhadap beberapa hal, seperti pada fasilitas atau sarana dan prasarana yang telah di berikan. Jadi, pengelola tidak hanya menciptakan suatu fasilitas atau melakukan pembangunan infrastruktur, tetapi juga melakukan konservasi didalamnya, agar pengunjung tetap merasa nyaman dan memberikan persepsi baik terhadap pengunjung.
Dari segi pengembangan ekonomi pada Taman Prasejarah Leang-Leang sebaiknya perlu adanya kegiatan penyuluhan kepada masyarakaat lokal dan stakeholders terhadap bagaimana cara pengelolaan yang baik dan tidak memberikan dampak negatif terhadap masyarakat itu sendiri seperti ketergantungan harapan hidup terhadap adanya pariwisata yang mengakibatkan masyarakat menjadi tidak memiliki pendapatan ekonomi dari segi lainnya.
Dilihat dari segi potensi yang dimiliki Taman Prasejarah Leang-Leang, sangat perlu adanya perhatian dari pihak-pihak terkait untuk kembali melirik keadaan yang ada pada saat ini, peneliti berharap dengan adanya tulisan ini, bahwa pihak-pihak yang terkait tersebut yang dalam hal ini berperan sebagai pengelola pengembangan, dapat meningkatkan koordinasi antar sesama, guna membentuk suatu kerjasama yang baik untuk perkembangan Taman Wisata Prasejarah Leang-leang kedepannya.

Daftar Pustaka
Books.google.co.in. books about tourism html id. Diakses pada tanggal 10 mei 2016 melalui https;//books.google.co.in/books/about/tourism.html?id=3_FOAAAAMAAJ
Cooper. Fletcher, dkk. 1999. Kepariwisataan. Jakarta. Bagian Proyek Penerjemahan dan Penerbitan buku-Buku Pariwisata
Jurnal-sdm.blogspot.co.id. Dampak pengembangan onyek wisata. Diakses pada tanggal 10 mei 2016 melalui http;//jurnal-sdm.blogspot.coid/2009/08/dampak-pengembangan-onyek-wisata-dampak.html
Maros.go.id. geografi. Diakses pada tanggal 10 mei 2016 melalui http://maroskab.go.id/geografi
Nurdiyansyah. 2014. Peluang dan Tantangan Pariwisata Indonesia. Bandung. Alfabeta Bandung
Pitana & Gayatri. 2005. Sosiologi Pariwisata. Indonesia. Andi
Prasetyo, Tri Joko. 2004. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta. PT.Rineka Cipta
Travel kompas. 2014. Wisata Prasejarah di leang-leang maros. Diakses pada tangal 10 mei 2016 melalui http